Loading...

Omzet Hucap Naik Tiga Kali Lipat

 

KUNINGAN- Selain tape, Kuningan juga memiliki makanan khas yang tidak kalah lezatnya yakni hucap. Jajanan murah meriah yang terdiri dari irisan kupat dicampur dengan bumbu kacang, tahu goreng dan bawang goreng ini paling banyak dicari oleh perantau.

Bagi mereka makanan ini hanya bisa ditemukan ketika mudik, maka tidak heran sejak lebaran hingga H+5 jumlah pembeli masih antre. Dari sekian banyak penjual hucap buatan Ma Encum yang paling banyak dibeli.

Penjual hucap yang berada disamping Pos Polisi Taman Kota ini  dalam sehari mampu meraih omzet Rp2 juta. Padahal dalam hari biasa pendapatan tidak lebih dari Rp750 ribu.

“Ema dalam sehari menghabiskan 2000 kupat, ribuan tahu dan tentu beberapa wadah bumbu kacang,” ujar Encum yang diamini Nana salah seorang anaknya , Jumat (24/8/2012).

Meskipun lebaran kata dia,  harga jual hucap tidak naik yakni tetap Rp7.000/porsi. Untuk mengantisipasi jumlah pembeli Encum menambah  jumlah tenaga kerja yang kebanyakan anak sendiri.

Dikatakan, untuk mengantisipasi habisnya bumbu hucap sampai membuat di warung begitu juga untuk kupat persedian lebih diperbanyak. Encum mengatakan, biasanya dalam sehari bisa menghabiskan kupat sebanyak 200-500 biji tapi selama liburan lebaran bisa menghabiskan 2000 kupat.

Dikatakan, hucap adalah singkatan dari tahu kecap,  makanan ini sama dengan kupat tahu ataupun ketoprak. Namun yang membedakan hucap dengan lainnya adalah hucap hanyalah campuran kupat, tahu goreng ditambah bumbu kacang lalu ditaburi sedikit bawang goreng.

“Yang datang untuk mencicipi makanan ini datang dari berbagai segmen mulai para pejabat bahkan artis ibu kota pun pernah mencicipi,” ujarnya. 

Menurut dia, pada saat liburan seperti ini yang datang membeli hucap bukan warga perantau saja namun banyak juga dari Cirebon dan Majalengka. Ditambahkan, makanan khas ini sekarang banyak ditampilkan di pesta-pesta pernikahan terbukti dengan  tidak pernah sepinya pesanan.

Apa yang dikatakan Encum memang benar pembeli yang datang bukan hanya dari lokal tapi juga pendatang. Seperti salah satu konsumen bernama  Dea Susanti warga Jakarta yang ditemui Radar mengaku, sengaja membeli hucap karena sudah lama tidak mencicipi makanan ini.

“Saya asli dari Kuningan tapi sudah lama pindah ke Jakarta, mungpung liburan lebaran saya mampir kesini karena di Jakarta makanan seperti ini tidak ada,” ujar ibu muda yang datang rombongan itu.

Karena tidak kebagian tempat Dea bersama dengan rombongan terpaksa memilih menyantap di luar. Setelah sekian lama tidak merasakan hucap, hidangn ini membuat mereka merasa terpuaskan.(mus)


Posting Komentar untuk "Omzet Hucap Naik Tiga Kali Lipat"