Loading...

Rumah Kuno Peninggalan Ulama Besar Ini Berumur 200 Tahun

KUNINGAN (OKE)- Eyang Hasan Maolani atau lebih dikenal Eyang Menado adalah ulama besar dan tokoh yang berjuang melawan penjajah. Karena dianggap berbahaya oleh Belanda, Eyang diungsikan ke Manado  Provinsi Sulawesi Utara hingga meninggal.

Meski makamnya ada di sebrang, tapi peninggalannya hingga kini masih ada dan terawat yakni Rumah Adat Eyang Hasan Maolani yang berada di  Kampung Simurugul, Blok Wage Desa Lengkong Kecamatan Garawangi.

Rumah Kuno ini diperkirakan sudah berumur 200 tahun. Bangunan ini didirikan oleh Eyang Hasan Maolani  sebagai  tempat musyawarah dan penyebaran agama Islam serta tempat diskusi antar tokoh pergerakan dalam menentang kaum penjajah. 

Rumah Adat Eyang Hasan Maolani, pernah direnopasi sekitar tahun 2009 oleh Pemda kuningan. Ruman Kuno tersebut memiliki ciri sebagai bangunan tradisional Sunda. 

Bangunan ini merupakan rumah panggung dengan tinggi kolong 75 cm. Sebagian besar kerangkanya dari kayu dan bambu dengan bentuk atap Julang Ngapak, yakni bentuk atap yang melebar pada kedua sisinya. Luas Lahan 10 x 11,5 m.

Perlu diketahui hingga saat ini Haul Eyang Menado selalu dirayakan dan jamaahnya sangat banyak. Jasa yang besar membuat warga Kuningan sangat menghormatinya. (dhn/rdk)


Nama Situs : WAGE / RUMAH ADAT EYANG HASAN MAOLANI

Lokasi Alamat : Kampung Simurugul, Blok Wage

Desa/Kelurahan : Lengkong Kecamatan : Garawangi

Kabupaten/Kota : Kuningan Provinsi : Jawa Barat  

Koordinat : 06° 59’ 681” LS

  108° 30’ 919” BT

Ketinggian, dpl  : 405 m




Posting Komentar untuk "Rumah Kuno Peninggalan Ulama Besar Ini Berumur 200 Tahun"