KUNINGAN (OKE)- Bendungan Kuningan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) merupakan salah satu upaya penting dalam pengembangan infrastruktur nasional. Bendungan ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 31 Agustus 2021.
Kemdian, memiliki kapasitas tampung 25,9 juta meter kubik serta luas genangan 221,59 ha. Area genangan meliputi Kecamatan Cibeureum (Desa Randusari, Kawungsari dan Sukarapih), Kecamatan Karangkancana (Desa Tanjungkerta dan Simpayjaya). Bendungan ini dibangun sebagai salah satu infrastruktur yang bertujuan untuk mendukung ketahanan pangan, energi, dan air dalam skala nasional.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan Dr. Wahyu Hidayah, M.Si dalam paparannya sebagai salah satu narasumber Focus Group Discussion (FGD) terkait Manfaat Ekonomi & Sosial atas Pembangunan PSN Bendungan Kuningan terhadap wilayah sekitar, Kamis/15 Agustus 2024 di The Luxton Cirebon Hotel & Convention. FGD diselenggarakan oleh Lembaga Manajemen Aset Negara Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Lembaga Manajemen Aset Negara Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Wahyu mengatakan pembangunan Bendungan Kuningan merupakan hasil inisiasi dari program kerja sama antar daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Kuningan yaitu KUNCI BERSAMA. Bendungan Kuningan memberikan dampak positif terhadap sistem irigasi, meningkatkan efisiensi pengairan, dan mendukung sektor pertanian di wilayah sekitar bendungan Kuningan.
“Saya mengapresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada pemerintah Republik Indonesia dan instansi terkait karena kami bisa mendapatkan manfaat dari pembangunan bendungan tersebut. Pemanfaatan bendungan tersebut untuk fasilitasi pembangkit listrik, pusat pengairan untuk mengairi Daerah Irigasi (DI) Cileuweung di Kabupaten Kuningan 1000 ha, penyedia air baku 300 liter/detik, sarana budidaya, sarana olahraga, sarana rekreasi, pengendali banjir dan sebagai pusat pengairan untuk mengairi Daerah Irigasi (DI) Jangkelok di Kabupaten Brebes seluas 2000 ha.” jelas Wahyu
Beliau menjelaskan bahwa proyek ini tidak hanya akan meningkatkan ketahanan pangan melalui pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat lokal melalui peningkatan produktivitas pertanian dan penciptaan lapangan kerja.
“Proyek Bendungan Kuningan merupakan langkah strategis dalam mendukung ketahanan pangan dan pertanian di Kabupaten Kuningan. Kami percaya bahwa dengan pengelolaan yang baik, pembangunan ini akan memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat, mulai dari peningkatan hasil pertanian hingga pengembangan ekonomi lokal. Dengan adanya bendungan, produktivitas pertanian meningkat karena pasokan air yang stabil, sehingga mendukung kesejahteraan petani. Jika suplai air untuk irigasi ini terus terjaga, petani bisa menambah frekuensi tanamnya dari satu kali setahun menjadi dua atau tiga kali setahun. Sehingga dapat meningkatkan produksi dan juga berdampak pada kesejahteraan petani” tutur Wahyu.
Wahyu berharap jaringan irigasi yang bersumber dari Waduk Kuningan agar segera dibangun, “Prioritas kami untuk kebutuhan ekonomi petani, kami mengharapkan jaringan irigasi yang bersumber dari bendungan Kuningan untuk segera dibangun dan dapat mengaliri sawah untuk meningkatkan upaya perluasan area tanam (PAT), indeks pertanaman (IP), produktivitas dan produksi” tandasnya.
Sementara itu manfaat sosial dari pembangunan bendungan, selain terciptanya lapangan kerja baru dan mengurangi angka pengangguran didaerah sekitar. Kualitas hidup masyarakat meningkat dengan akses yang lebih baik terhadap air bersih.(rdk)
Posting Komentar untuk "Dampak Positif Bendungan Untuk Irigasi Pertanian"