Loading...

Empat Kali Diajukan Bangunan Cagar Budaya, Gedung Sutan Sjahrir Selalu Ditolak

CILIMUS- Dibanding dengan nama Gedung Naskah Perundingan Linggarjati nama Gedung Sutan Sjahrir kalah tenar. Namun, gedung yang terletak dibelakang Hotel Linggarjati Cilimus sebenarnya memiliki nilai sejarah yang sama.

Di gedung itulah Perdana Menteri Indonesia pertama tinggal. Gedung yang luasnya 1 Ha ini dibangun tahun 1946 dan ditempati hingga tahun 1956. Dari tahun 1956 hingga sekarang di gunakan sebagai gudang senjata oleh TNI AD.

 Karena memiliki peranan penting dalam memperjuangkan kemerdekaan maka bangunan itu diajukan sebagai bangunan cagar budaya. Pemprov Jabar sendiri sudah memasukan banguna ini sebagai cagar budaya. Tapi, ketika diajukan ke pemerintah pusat selalu mentok. Hal ini karena ada penolakan dari pihak TNI AD.

 Dari informasi yang diperoleh penolakan bangunan ini dijadikan cagar budaya  sudah empat kali. Setiap diajukan,  Pangab TNI AD selalu menolak dengan alasan harus ada lahan baru yang lokasinya sama dengan yang sekarang. Pihak Pemkab Kuningan sendiri hingga saat ini belum bisa menemukan lokasi yang diminta itu.

 “Sepengetahuan saya sudah empat kali tapi selalu gagal. Wajar pihak TNI AD menolak karena gedung ini bukan hanya memiliki sejarah mengenai Sutan Sjahrir namun juga perjuangan TNI dalam mempertahankan negara,” ucap Muhamad Edi salah seorang petugas yang menjaga gudang amunisi, Rabu (3/7).

 Menurut dia, setelah ada penolakan itu hingga kini belum ada kabar mengenai kelanjutan. Ia sendiri lupa kapan rincian pengajuan yang dari pemerintah mengenai ajuan menjadi bangunan gedung naskah.

 Gudang amunisi selain lokasinya strategi juga harus letaknya jauh dari warga. Masalah suhu juga sangat berpengaruh. Dengan pertimbangan itu maka wajar kalau pengajuan menjadi bangunan cagar budaya mendapatkan hambatan.

 Meski belum secara resmi dijadikan gedung cagar budaya namun yang berkunjung ke Gedung Sjahrir cukup banyak. Seperti pada masa liburan sekolah seperti ini. Pengunjunga yang datang selalu ada.

“Belum lama ini ada rombongan yang ada datang ke sini. Para pelajar ingin mengetahui dari dekat mengenai kondisi gedung saat ini. Kami sendiri terangkan apa adanya,” jelas pria asal Magelang ini.

 Apabila ada warga ataupun pelajar yang ingin berkunjung pihaknya menerima dengan tangan terbuka. Namanya sejarah tentu janga dilupakan karena berhubungan dengan adanya negara ini.

 Pria yang tinggal di Kecamatan Cigugur ini menerangkan, sejak dibangun tahun 1946 hingga sekarang sudah lima kali bangunan ini dipugur. Total bangunan sendiri ada sepuluh ruangan dengan dapur.

 Perehaban dimulai tahun 1992, kemudian dilanjutkan 1994, 1998, 2006 dan terakhir 2009. Untuk rehab awal sampai tiga kali mendapatkan bantuan hibah Belanda, sedangkan sisanya dari pemerintah.

 Kebanyakan rehab untuk pengecatan, pergantian atap, kuses dan pintu. Untuk tihang-tihangnya sendiri masih kokoh karena menggunkan kayu jati.

 Sementara itu dari pengamatan , gedung yang bercat putih dan hijau itu kondisinya sekarang harus diperbaiki karena beberapa bagian sudah ada yang lapuk. Tentu dengan memiliki sejarah yang penting bagi Indonesia gedung harus mendapatkan perhatian serius.(mus)

 Foto agus mustawan: Bangunan Gedung Sjahrir sudah empat kali diajukan sebagai bangunan cagar budaya namun selalu ditolak oleh Pangab TNI AD.   

 

Posting Komentar untuk " Empat Kali Diajukan Bangunan Cagar Budaya, Gedung Sutan Sjahrir Selalu Ditolak "