Loading...

Penataan Pertokoan Siliwangi Tidak Ganggu Pohon yang Ditanam Abad 14

KUNINGAN (OKE)- Penataan Pertokoan Siliwangi Barat dan Timur membuat bangunan terlihat lebih fresh. Bukan hanya warna cat yang berubah, tapi juga luas trotoar pun lebih luas.

Untuk bagian barat dan timur kini ada semacam taman sehingga terlihat tidak semrawut. Sedangkan di bagian ini tengah ada toko yang dibuka untuk akses jalan sehingga tidak sumpek seperti sebelumnya ketika akan berbelanja ke Pasar Pos Kuningan.

Ada yang unik dibagian tengah Pertokoan Siliwangi sebagian Barat, dimana ada satu toko yang dibongkar. Toko itu bekas toko Sunda Permai yang dibelakangnya ada pohon tinggi menjulang.

Meski warga Kuningan kerap menyebutnya pohon beringin, sejatinya pohon itu adalah bunut. Awalnya memang beringin tapi lama kelamaan kalah oleh parasit yang bernama bunut.

Tidak banyak orang yang mengetahui pohon yang ditanam di blok Pujasera dan menempel ke bangunan pertokoan Siliwangi itu adalah pohon yang ditanam pada abad ke-14. Pohon ini berbarengan ditanam bersama dengan 3 pohon yang berada di tiga lokasi lainnya.

Adapun ketiga pohon lainnya adalah di samping jembatan Citamba, dan depan Pegadaian Kuningan. Sedangkan satu lagi di dekat Taman Kota, tapi yang terakhir disebut ini sudah musnah karena dijadikan bangunan.

"Sengaja kami tidak tebang karena pohon tua dan mempunyai sejarah. Sekarang justru dibongkar pertumbuhan tidak terganggu oleh bangunan. Adanya pohon itu membuat terlihat asri," ujar Acep Purnama kepada kuninganoke.com, du hari sebelum jabatan sebagai bupati kelar (2/12/2023).

Terpisah, Pemerhati Sejarah dan Budaya Kuningan Nding Masku menyebutkan, pohon tua tersebut jangan sampai hilang seperti di Taman Kota. Pasalnya, tiga pohon yang tersisa merupakan saksi bisu perjalanan Kabupaten Kuningan hingga sekarang ini.    

Awalnya pohon itu kata Nding ditanam oleh Belanda adalah beringin, tapi kelamaan justru parasit yakni bunut yang tumbuh besar. Selain sebagai pohon yang bisa menghasilkan sumber air, pohon ini menjadi penanda di empat titik di Kuningan.

"Orang Belanda itu dalam menanam pohon tidak asal. Tapi ada makna sehingga dijadikan patokan pada masa itu," jelas pria yang bekerja di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kuningan.

"Ini harta karun yang masih tersisa. Saya berharap jangan sampai ditebang biarlah hilang secara alamiah," jelasnya. 

Selain tiga pohon tua, juga ada pohon di tempat lain seperti di depan bank bjb Kuningan. Sedangkan sisanya kebanyakan di pemakaman umum. Dulu, selain di bank bjb, juga adi Jalan Aruji, Cijoho dan Cilowa, namuan sayangnya semua sudah hilang karena tergerus oleh pembangunan.(rdk)


Posting Komentar untuk "Penataan Pertokoan Siliwangi Tidak Ganggu Pohon yang Ditanam Abad 14"