KUNINGAN(OKE)- Sebagai Camat baru yang ditugaskan di Kecamatan Ciwaru Ade Bunyamin SE MSi terus memantau potensi wisata yang dimiliki di wilayah kerjanya.
Salah yang menjadi perhatian adalah Situs Batu Arca yang terletak di Dusun Karangsari Desa Citundun. Batu arca ini diduga peninggalan abad ke-5 atau zaman Hindu.
"Pada Sabtu sore saya datang ke lokasi karena ingin melihat dari dekat bagaimana keberadaannya. Apalagi saya kan baru di sini jadi bisa dilihat. Nanti bisa jadi potensi wisata. Saya akan berkoordinasi dengan Disdikbud agar lokasi ini di pagar," ujar Ade, Sabtu (16/6/2024).
Perlu diketahui situs sempat terlupakan keberadaannya. Hal ini karena berada di tengah sawah dan sempat tertutup oleh rimbunan ilalang.
Baru pada tahun 2015, karang taruna setempat membersihkan dan merawat keberadaan situs tersebut. Meski berada jauh dari permukiman, tapi warga tidak ada yang menggangu atau mengambil peninggalan berharga tersebut.
Konon hal ini tidak terlepas dari cerita warga setempat yang pada suatu ketika ada yang berani mengambil batu untuk dibawa ke rumah. Namun, ternyata batu tersebut dikembalikan ke tempat semula.
Warga yang mengambil batu arca itu seperti diteror oleh sesuatu, sehingga kejadian itu tak ada yang berani mengambilnya lagi.
Dari cerita warga diduga di wilayah tersebut masih ada arca yang belum ditemukan, sehingga dari pemerintah harus terus digali agar keberadaan bisa dikenal luas dan menjadi destinasi wisata sejarah.
Pada saat menjabat Kades Citundun Rasta Hardimansyah sempat bercerita, arca ini memang sudah ada sejak lama. Dari kakek buyutnya berpesan jangan pernah mengganggu arca.
"Saya dulu takut melewatinya ketika ikut orang membajak sawah. Namun bapak berpesan jangan takut tapi harus menjaga," ujarnya kala itu.
Diterangkan, dulu setiap warga akan bertani selalu memberikan sesajen di depan arca. Nama arca beda-beda. "Ada arca bima, arjuna,putri dan anak kecil. Kemudian ada batu bangkong atau katak," sebutnya.
Namun kata dia, seiring perkembangan zaman tradisi itu hilang. Entah kebetulan atau tidak kini hasil pertanian berkurang atau tidak sebanyak dulu. Ia berharap pemerintah meneliti keberadaan arca dan bisa dijadikan wisata kedepannya.
Mengenai arca yang tidak ada yang mengambil Rasta tidak menampik, sebab ada kejadian. Batu bangkong di komplek berukuran 5 meter persegi itu hilang dan ada yang mengambil.
Ternyata orang yang mengambil itu sering sakit-sakit dan setelah dicari penyebabnya, pihak keluarga langsung mengembalikan batu tersebut ke semula dan ajaibnya orang yang mengambilnya sembuh.
Bukan hanya satu kejadian, tapi juga ada kejadian lainnya, di lokasi batu arca yang berbatasan dengan wilayah Cilacap Jateng ada yang mengambil. Tidak lama kemudian, orang itu meninggal dan pihak keluarga mengembalikan ke tempat semula.
Ia mengaku, ungkapan pamali dan kejadian warga sakit dan meninggal cukup ampuh melindungi batu arca. Namun, yang ditakutkan ada pihak luar yang mengambil terlebih lokasinya di tengah sawah.
Perlu diketahui Agustus pada 2016 Balai Arkelogi Bandung sempat ke lokasi untuk meneliti keberadaan arca.Namun, pengungkapan mengenai sejarah belum diungkap ke publik.
Kala itu, tim Balar dipimpin oleh Dra Efi dan didammpingi oleh Disdikbud Kuningan. Jabatan Kadisparbud diemban oleh Dr Dian Rachamat Yanuar dan kasi Cagar Alam Slamet Riyadi.(rdk)
Posting Komentar untuk "Camat Ciwaru Tinjau Batu Arca Peninggalan Zaman Hindu"