KUNINGAN (OKE)- Meski hasil resmi real count dari KPU Kuningan baru akan diumumkan pada 4-5 Desember 2024, tapi pasangan Dian-Tuti yang diusung 8 partai mengklaim sebagai pemenang Pilkada Kuningan setelah memperoleh 211.314 suara atau 38,26 persen dari real count yang dilakukan oleh timnya.
Hasil yang dihimpun kuninganoke.com setidaknya ada 7 faktor penting yang membuat pasangan Dirahmati bisa unggul di Pilkada 2024 dan mengalahkan rival-rivalnya.
1. Mesin Partai
Faktor mesin partai yang bekerja menjadi faktor utama pasangan ini menang. Setidaknya ada 8 partai yang mendukung pasangan Dirahmati. Mereka adalah Golkar, Gerindra, PKS, Nasdem, PSI, Partai Ummat, Partai Buruh, dan Hanura.
Koalisi gemuk ini mesin partainya bekerja sehingga kemenangan tinggal menanti. Faktor utama ingin menumbangkan PDIP yang sudah berkuasa 20 tahun di Kuningan menjadi motivasi tersendiri.
2.Faktor Dian Rahmat Yanuar
Meski awalnya hasil survei kecil, namun karena mesin partai bekerja optimal nama Dian bisa melesat seperti jargon pasangan nomor 1. Faktor 30 tahun sebagai birokrat membuat banyak warga Kuningan berharap DRY bisa membawa Kuningan ke arah lebih baik.
3. Faktor Tuti Andriani Adik Acep Purnama
Ketika Dian memutuskan maju pada Pilkada tidak ada yang menyangka Tuti bakal menjadi pasangan DRY. Dian-Tuti disandingkan karena Tuti merupakan adik dari mantan Bupati Kuningan H Acep Purnama (alm).
Partai koalisi berharap suara Acep bisa diambil oleh Tuti dan benar saja Tuti bisa mengambil suara itu. Meski istri almarhum Hj Ika mendukung nomor 2, tapi ketika menjabat terjadi disharmonisasi maka pendukung Acep lebih merapat ke Tuti.
Jangan lupa banyak warga Tionghoa di Kuningan tetap memilih keluarga Acep Purnama. Meski mereka minoritas tapi jumlah suaranya nyata. Ini yang menjadi kunci. Ditambah lagi faktor sejarah bahwa "anak" Ong Tien yang merupakan putri dari Cina pernah menjadi raja di Kuningan, dari sejarah itulah Acep Purnama bisa menjadi Bupati Kuningan selama dua kali dan sekarang dilanjutkan oleh adiknya.
4. Faktor Relawan dan Banyak Tokoh Merapat ke Dian-Tuti
Jangan lupakan peran relawan. Peran mereka sangat penting seperti halnya partai pendukung. Tidak semua relawan berafiliasi ke partai. Mereka berjuang untuk memenangkan pasangan nomor 1 Dian-Tuti.
Karena loyalitas mereka teruji ketika pasangan nomor 1 dihajar di medsos dengan berbagai serangan, para relawan semakin kuat dan mereka semakin bersemangat merangkul warga yang masih bimbang dan hasilnya mereka menang.
Selain itu juga pasangan Dian-Tuti banyak didukung oleh para tokoh agama, ulama, tokoh masyarakat sehingga membuat pasangan ini semakin kuat. Banyak warga yang melihat idolanya memilih nomor satu maka mereka pun mengikutinya.
5.Faktor Siklus
Suka tidak suka faktor siklus ini menjadi salah satu kunci kemenangan pasangan Dian-Tuti. Siapa yang bakal menyangka Dian Rahmat Yanuar yang menjabat menjadi Sekda tiba-tiba bisa mencalonkan sebagai bupati.
Dian sendiri maju karena melihat ada peluang pasca Bupati Acep Purnama meninggal. Ketika Acep Purnama menyatakan akan maju kembali. Semua calon nyalinya ciut. Dua kali menjadi bupati,Acep diyakini bakal menang lagi.
Tapi takdir berkata lain Bupati Acep tiba-tiba meninggal. PDIP sendiri sudah berkuasa di Kuningan selama 20 tahun dan ternyata meninggalnya Acep Purnama membuat siklus PDIP berkuasa terhenti. Siklus ini bukan hanya terjadi di Kuningan tapi nyaris di semua daerah. Hal ini tidak bisa dilawan karena faktor alam.
Perlu diingat sebelum PDIP berkuasa Arifin Setiamihardja kader dari Golkar yang menjadi Bupati Kuningan. Arifin sendiri gagal ketika mencalonkan kembali yang kedua setelah melalui pemilihan oleh wakil rakyat kalah dari pasangan Aang Hamid-Aan Suharso.
6.Warga Butuh Perubahan
Meski banyak yang menyebutkan, Dian merupakan "rezim" faktor Kuningan gagal bayar karena kala itu menjabat sekda dibawah kepemimpinan Acep-Ridho. Tapi, banyaknya warga Kuningan yang ingin perubahan (ingin bupatinya bukan dari PDIP) menjadi faktor kunci.
Ia mengaku, ketika kampanye di desa-desa warga berharap Kuningan ada perubahan dan mereka mendukung Dian-Tuti yang melakukan perubahan.
7.Faktor PDIP
Kemenangan Dian-Tuti bukan karena pasangan Ridho-Kamdan kurang kuat. Tapi ada faktor lain yakni Faktor PDIP yang saat ini tengah merosot. Nyaris semua Calon yang diusung PDIP gagal di Pilkada.
Warga Kuningan banyak ikut-ikutan tidak memilih pasangan dari PDIP. Padahal PDIP adalah pemenangan Pileg di Kuningan dengan memperoleh 9 kursi. Ini salah faktor kunci.
Dulu ketika PDIP berjaya meski mengusung kader sendiri 4 kali partai berlambang banteng itu selalu menang. Namun, kembali lagi semua ada masanya.
Sekadar informasi pasangan Dian-Tuti yang diusung 8 partai mengklaim sebagai pemenang Pilkada Kuningan setelah memperoleh suara 211.314 suara atau 38,26 persen dari real count yang dilakukan oleh timnya.
Pengumuman pasangan Dian-Tuti sebagai pemenang dilakukan di Sekber Dirahmati di Aula Grand Baraya Desa Ancaran (Cafe 24) pada Rabu malam. Mereka berani mengumumkan hasil real count setelah 100 persen data masuk dari TPS.
Suara pasangan Dirahmati itu berselisih 2,73 persen dari pasangan nomor 2 Ridho-Kamdan yang memperoleh 35,53 persen atau 196.217 suara. Sedangkan pasangan nomor 3 Yanuar-Udin memperoleh 26,28 persen atau 145.155.
Peroleh suara 211.314 suara berasal dari 100 persen TPS atau 1.927 TPS yang tersebar di 32 kecamatan.
Suara masuk 64,98 persen atau total suara sah 552.312. Sedangkan suara tidak sah 27.249 suara.Pada tabel juga diperoleh data ada 890 suara rusak dan 243.08.
"Alhamdulillah kita menang berdasarkan hasil real count. Meski nanti harus menunggu dari KPU, tapi angka ini tidak akan berubah karena berdasarkan data C 1 pleno," ujar Dian yang didampingi Tuti.
Mantan Sekda Kuningan itu mengaku, meski banyak diserang berbagai tuduhan, tapi para pendukungnya tetap solid sehingga bisa menjadi pemenang dalam Pilkada 2024.
"Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada relawan dan juga para tokoh dari partai koalisi sehingga dengan perjuangan keras menjadi pemenang dalam Pilkada tahun 2024,' ujarnya.
Ketua Tim Pemenangan Paslon Nomor 1 Dian-Tuti, Asep Setia Mulyana yang juga Ketua DPD Golkar Kuningan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung sehingga Dirahmati menjadi pemenang Pilkada.
"Ini sesuai dengan prediksi kita sehingga kemenangan ini untuk semua yang sudah bekerja keras memenangkan paslon nomor 1," sebutnya.
Ditempat yang sama H Rokhmat Ardiyan yang merupakan Anggota DPR RI Komisi XII mengaku, siap berkolaborasi dengan pasangan Dirahmati untuk memajukan Kuningan lima tahun kedepan.
"Bupati dan gubernurnya dari Gerindra sama dengan Presiden. Ini tentunya linier dengan yang diatas. Saya sebagai anggota DPR RI dari Gerindra siap berkolaborasi," ujar HRA.
Selama menyampaikan pidato kemenangan nama Dian-Tuti dielu-elukan oleh para pendukung. Bahkan, sebelum pulang Dian sempat dibopong oleh para pendukungnya keluar sekber.
Awalnya akan dilakukan pawai keliling Kuningan. Namun, demi menjaga kondusivitas dibatalkan dan para pendukung memilih pulang ke rumah masing-masing tanpa melakukan euforia berlebihan.(rdk)
Posting Komentar untuk "7 Kunci Kemenangan Pasangan Dirahmati di Pilkada Kuningan 2024"