Loading...

Memaknai Maulid Nabi Muhammad SAW Bagi Generasi Milenial


KUNINGAN (OKE)-Tanggal 12 Rabiul Awal merupakan hari penting bagi umat islam di seluruh penjuru dunia, pada tanggal tersebut umat islam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Apa pentingnya memahami makna kata maulid dan maulud?

Sebagai umat muslim, kita harus mengetahui apa itu Maulid dan Maulud. Jika kita belum tahu, mari kita memahaminya terlebih dahulu sehingga kita tidak salah arti. Karena masih banyak orang yang belum mengetahui perbedaan antara kata maulid dengan kata maulud itu sendiri, kadang juga saat disuruh melafalkan, kita masih keliru dalam pengucapannya. Maulid adalah waktu kelahiran sedangkan maulud ialah Nabi yang dilahirkan.

Peringatan Maulid Nabi ini menandakan bahwa seluruh umat islam menghormati kelahiran nabi dengan cara memperbanyak mebaca sholawat sebagai bentuk kecintaan kepada beliau, menapak tilasi kembali sejarah perjuangan beliau dalam syiar dan dakwah islam, meneladani akhlak dan perilaku yang diajarkan beliau, dan tidak hanya itu saja, kita sebagai umat beliau harus bisa menjaga dan mengamalkan apa yang telah dicontohkan dan diajarkan oleh beliau sebagai pedoman dalam menjadi umat yang selamat dunia akhirat. Jka berbicara mengenai maulid nabi tidak hanya ungkapan kegembiraan, kita juga seharusnya muhasabah atau berintopeksi diri sejauh mana perilaku kita, apakah sudah sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW atau bahkan malah sebaliknya.

Nabi Muhammad SAW di utus ke dunia untuk menyampaikan risalah Allah SWT dan memberikan contoh perilaku-perilaku yang seharusnya dimiliki oleh umat islam sekarang ini, tapi fakta yang bisa kita temukan justru bertolak belakang, masih banyak manusia yang bermusuhan bahkan saling menghujat antara sesama umat muslim, padahal Rosululah SAW mengajarkan kita untuk saling menghormati, memaafkan serta menjauhi sifat pemarah dan pendendam, karna pada dasarnya orang yang memiliki sifat pendendam lah yang menimbulkan pertikaian. Kita sebagai umat islam seharusnya dan sepatutnya bisa meniru junjungan teladan kita yakni baginda Rasulullah Muhammad SAW, dengan demikian pastinya kehidupan yang kita jalani ini akan terasa tenang dan aman.

Kita sejenak renungkan kembali apa manfaat peringatan maulid nabi. Apakah hanya sebagai formalitas perayaan saja tanpa ada perbaikan peningkatan kwalitas dan kwantitas akhlak kita yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW? Dan sudahkah kita bisa saling menghormati satu sama lain baik sesama saudara muslim atau saudara kita yang lain?

Kita ketahui bersama bahwa pesatnya perkembangan teknologi saat ini, sangat banyak kita temui berita hoax atau berita palsu yang mengandung ujaran kebencian yang mudah diakses dan bisa berpotensi memecahbelahkan umat. Kita seharusnya harus bisa menilainya terlebih dahulu akan kebenaranya, bukan malah tidak mau tahu kebenaranya dan asal percaya saja. Janganlah merasa diri paling benar.  Harusnya segala perbuatan yang batil diperangi, salah satunya dengan meneladani perilaku Rasulullah untuk kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

peringatan Maulid Nabi selalu dirayakan di setiap desa dengan melibatkan anak-anak. Tujuannya, agar generasi penerus Islam tidak kehilangan ruh dan semangat yang diajarkan Nabi Muhammad SAW dalam memperjuangkan agama Islam.

“Di samping itu, penting juga untuk generasi muda memahami dan meneladani akhlak Rasulullah SAW yang mulia,” 


Sebagai Generasi Era Milenial

Tujuan kita generasi milenial dalam memperingati maulid nabi adalah untuk mengetahui lebih dalam sifat dan perilaku nabi yang bisa kita terapkan dalam kehidupan, mengikuti risalah nabi dengan giat tholabul ilmi (mencari ilmu) agar tidak mudah terpengaruh dari berbagai macam berita hoax yang hanya akan menimbulkan kekacuan dan kebencian, mengamalkan dan mengaplikasikan perilaku terpuji Rosululah dalam kehidupan serta menyebarkan semangat perdamaian.

Harapan peringatan maulid nabi pada generasi milenial adalah mampu menerapkan perilaku terpuji yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dengan menjauhi permusuhan dan pertikaian. Dengan pesatnya perkembangan teknologi saat ini, generasi milenial dituntut harus mampu dan bisa memanfaatkan media sebagai alat untuk mempersatukan umat, baik sesama umat islam dan umat lainya.

Menjadi umat Nabi Muhammad SAW mesti menjadi kebanggaan tersendiri untuk kita semua. Tetapi sekaligus di dalamnya terkandung tugas dan tanggung jawab untuk mengikuti sunnah dan teladannya


Ahlaq Rasulullah SAW

Di antara akhlak Rasulullah SAW yang patut kita teladani atau ajaran yang dibawanya yang patut kita ikuti dan laksanakan adalah:

Pertama, melaksanakan shalat lima waktu. Beliau menyatakan, bahwa shalat adalah tiang agama, shalat menjadi pembeda antara seorang muslim dan non muslim, shalat dapat mencegah perbuatan yang keji dan munkar, shalat merupakan mi’rajnya seorang muslim, shalat merupakan kesempatan manusia berdialog, mengadu, dan memohon kepada Allah SWT, shalat merupakan amal yang pertama sekali akan ditanya di akhirat, jika shalatnya baik, maka akan ada harapan amal yang lainnya akan baik;  selain itu  shalat akan memberikan pengaruh kesehatan fisik dan ruhani, serta  kesehatan sosial, apa lagi shalat tersebut dilaksanakan secara berjamaah. Karena demikian pentingnya shalat ini, hingga sampai menjelang ajalnya atau menjelang wafatnya, beliau mengingatkan umatnya, agar jangan meninggalkan shalat.

 Kedua, menghiasi diri dengan akhlak yang mulia. Dalam salah satu hadisnya, beliau menyatakan:

 “  Innama Buistu Li utamima Makarimal Akhlaq “ 

Artinya: Bahwasanya aku diutus ke di dunia ini untuk menyempurnakan akhlak. (Riwayat Ahmad)

Menurut catatan sejarah, bahwa pada saat beliau diutus ke muka seluruh akhlak manusia di dunia ini, seperti akhlak orang Romawi, orang Yunani, orang China, India, Persia dan lainnya dalam keadaan  merosot yang disebabkan karena menyembah selain Allah, memperturutkan hawa nafsu. Kehidupan ummat manusia saat itu tak ubahnya seperti binatang yang tidak mengenal halal dan haram, dan tidak mengenal tata krama, budi pekerti, akhlak dan sopan santun. Beliau berhasil merubah akhlak yang rusak dan buruk itu menjadi akhlak yang mulia.

Di antara akhlak yang beliau ajarkan adalah menghormati, menyayangi dan memuliakan orang tua, terutama ibu. Ketika ada seorang sahabat bertanya kepada beliau tentang siapakan orang yang harus lebih dahulu dihormati, beliau menjawab:ibumu, ibumu, ibumu, sampai tiga kali, dan kemudian bapakmu. Akhlak mulia lainnya yang beliau ajarkan adalah menghormati dan memuliakan tetangga, karena tetanggalah orang yang terdekat dengannya. Akhlak kepada tetangga itu  antara lain jika saling bertemu mengucapkan salam, jika diundang agar didatangi, jika sakit hendaknya dijenguk, dan jika meninggal hendaknya diantarkan jenazahnya ke pemakaman; selanjutnya jika seseorang memasak makanan, atau hidangan yang baunya tercium oleh tetangga kita, maka hendaknya air kuah hidangan itu diperbanyak, sehingga tetangga kita dapat diberikan hidangan tersebut. Selanjutnya beliau juga menyatakan, bahwa seseorang belum dapat dikatakan telah beriman yang sempurna, jika perutnya kenyang sendiri, sedangkan tetangganya menderita kelapan.

Selanjutnya beliau juga mengajarkan akhlak terhadap lingkungan. Beliau mengajarkan agar memelihara dan menjaga kebersihan. Beliau menyatakan, bahwa kebersihan adalah sebagian daripada iman. Beliau juga melarang kita buang air di air yang tergenang atau tidak mengalir agar tidak  menimbulkan bau busuk dan  menyebarkan penyakit.  Selanjutnya beliau  melarang kita buang air di bawah pohon yang berbuah. Beliau juga melarang seseorang menyiksa binatang. Dalam salah satu hadisnya, Rasulullah menceritakan tentang seorang wanita yang masuk neraka, karena menyiksa seekor kuncing, tidak diberi makan hingga mati; sebaliknya ada seseorang yang masuk syurga, karena memberi minum seekor anjing yang kehausan hampir mati dengan cara mengambil air dari dalam sumur dengan sepatunya dan memberikannya kepada anjing itu. Beliau juga menganjurkan agar berbuat baik pada tumbuh-tumbuhan. Beliau menyatakan, bahwa jika esok akan datang hari kiamat, sedangkan di tanganmu ada benih tanaman, maka hendaknya benih tanaman itu ditanam lebih dahulu, karena bibit tanaman itu punya hak hidup. Beliau juga menyatakan bahwa memelihara tanaman adalah ibadah. Beliau menyatakan, jika seseorang menanam tanaman, lalu buah tanaman tersebut dimakan burung atau manusia, maka Allah akan mengampuni dosa orang yang menanam tanaman itu.

Ketiga, Akhlaknya yang paling mulia selalu menyertakan pendapat yang baik, dia tidak pernah melakukan hal-hal buruk, berperilaku kasar, dan tidak pernah berteriak. Apalagi Rasulullah SAW tidak pernah membalas perbuatan buruk yang menimpanya kepada siapapun. pembiasaan, dan latihan.

Itulah antara lain akhlak dan ajaran yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada kita semua. Dan dalam rangka memperingati maulid Nabi Muhammad SAW ini, marilah kita ingat dan renungkan dan kita amalkan kembali akhlak dan ajarannya itu, sehingga maulid Nabi Muhammad SAW merupakan momentun introspeksi diri untuk kembali kepada ajaran Nabi Muhammad SAW.



 “ Jika kamu ingin kedamaian dalam hidup ini, amalkanlah apa yang sudah dicontohkan dan diajarkan oleh Baginda Rasulullah Muhammad SAW “ 

Penulis:  Asep Kamaludin, S.IP

( Pemerhati & Penggiat Masjid  )

  


Posting Komentar untuk "Memaknai Maulid Nabi Muhammad SAW Bagi Generasi Milenial"