Loading...

Diundang Diskusi ICMI, Ketua DPRD Kuningan Tak Hadir, Tema ADC ke-2 Soroti Kinerja Wakil Rakyat

KUNINGAN (OKE)-Untuk kali kedua Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Orda Kabupaten Kuningan melalui Divisi Riset dan Teknologi kembali mrgelar Academic Discussion  Club (ADC).  Kegiatan diskusi ini  dihelat Selasa (26/9/2023)  di Uniku Corner.

Diskusi para akademisi kali ini mengangkat tema "Menakar Kinerja Wakil Rakyat Kabupaten Kuningan".Hadir sebagai narasumber dari MKD yakni  Toto Tohari dan Komisi 1 Deki Zaenal Mutaqin.

Sementara untuk Komisi 2 Apip  dan  Udin, Komisi 4  M Hadis. Pada kali kedua ADC ini, Ketua DPRD kembali tidak bisa hadir dengan alasan ada acara lain.

Selain itu Bapemperda juga tidak ada yang mewakili untuk hadir juga komisi 3 tidak hadir. 2 Narasumber lainya adalah Boy Sandi Kertanegara selaku pemerhati kebijakan public dan Deden Rijalul Umam selaku perwakilan dari pers. 

Diskusi berjalan hangat, serius tetapi santai. Sejak membaca tema saja, para narasumber sudah negatif tinkhing, bahwa pasti diskusi nya akan menyudutkan kinerja anggota DPRD Kuningan. 

Tetapi kenyataannya, ICMI sudah mengemas skenario dimana diskusi akan berjalan berimbang, bahkan para narasumber dari tiap komisi di DPRD mempunyai waktu yang leluasa untuk menyampaikan apa saja kinerja dewan yang sudah terealisasi dengan capaian-capaian yang baik untuk Kuningan ke depan. 

Walhasil, diskusi ICMI memang menjadi sarana penyampaian informasi ke publik, sehingga publik tahu bahwa anggota Dewan memang terus bekerja untuk rakyat Kuningan.

Diskusi baru dimulai namun ada yang menarik, pada saat moderator menanyakan terkait legislasi kepada  Toto Tohari selaku mantan anggota bapemperda. Arif firmansyah Ketua Komisi 2 inetrupsi agar beliau hanya ditanya tentang BK saja bukan Bapemperda. 

Hal ini sontak membuat peserta kaget. Namun moderator mempertegas bahwa ini hanya pertanyaan umum dan  Toto berkenan menjawab. Adanya interupsi ini menimbulkan kesan kurang berani atau sedikit takut mungkin sehingga beliau melakukan hal tersebut.

Padahal di sisi lain pemaparan informasi hasil survei Jamparing Research, yang memaparkan data hasil survei kepuasan masyarakat terhadap kinerja anggota Dewan, Jamparing menyampaikan pada bulan Februari 2023, DPRD memperoleh apresiasi masyarakat Kuningan di angka 71% cukup puas. 

Kemudian Jamparing melakukan survei kembali di bulan Juli 2023, yang memperoleh data kepuasan masyarakat terhadap kinerja anggota Dewan sebesar 75% Cukup Puas. Ini artinya masyarakat Kabupaten Kuningan memberikan opini bahwa kinerja DPRD Kuningan termasuk pada kategori Baik.

Terdapat beberapa pertanyaan yang sedikit membuat para narasumber menjadi bias dalam menyampaikan jawabannya. Diantaranya program pengangkatan honorer menjadi PPPK yang akan membebani sekian persen APBD. 

Disisi lain wakil rakyat harus memperjuangkan honorer, tetapi di sisi lain kondisi APBD Kuningan yang masih rendah. Atas kondisi ini, muncul pertanyaan bagaimana ide dan gagasan anggota dewan untuk bisa menggulirkan program yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kuningan sehingga dapat mendongkrak kenaikan PAD atau APBD Kuningan. 

Sementara jawaban dari para narasumber masih belum maksimal. Kasus gagal bayar juga masih menjadi topik diskusi, dimana DPRD pun dianggap terlibat atas kejadian ini, karena kurang teliti saat membaca RAPBD pada titik "rencana pendapatan" yang kemudian terjadi meleset dari target. 

Tentu hal ini merepresentasikan bahwa anggota dewan kurang kritis dan malas dalam mengkaji lebih mendalam atas RAPBD saat itu. Kinerja fungsi pengawasan anggota dewan atas pelaksanaan Perda yang telah dibuatnya juga menjadi sorotan, dimana Perda yang ada masih lemah dalam realisasinya.

Hal ini memperlihatkan kinerja dewan pada fungsi pengawasan tidak berjalan efektif. Contoh Pelaksanaan Perda yang butuh pengawasan diantaranya Perda tentang Madrasah Diniyah Takmiliyah Awwaliyah (MDTA), Perda tentang Pondok Pesantren, dan lainnya. 

Realisasi Perda ini baik pada tataran penganggaran maupun pada tataran pelaksanaan teknisnya masih dirasa belum optimal dan kurang efektif.

Peserta sangat antusias dengan terbukti banyak peserta yang mengutarakan uneg-unegnya seperti Sandi dari Pemuda Muhammadiyah yang menyayangkan karakter moral para pejabat yang masih jauh panggang dari api.  Pada tahun 2022 Kuningan menyandang gelar kemiskinan ekstrim tapi anggota dewannya malah naik gaji. 

Sekretaris Gapensi H Uus Yusuf sekaligus Sekretaris Korps Alumni KNPI menyayangkan bahwa saat gagal bayar bupati (red:eksekutif) sudah mengalah namun wetan (red:dprd) masih bersikukuh terhadap budget yang dicanangkan. 

Tri dari HMI menyarankan juga bagaimana jika dewan itu lebih gentle dengan transparansi. Misal rapat-rapat harus terbuka bagi media dan  masyarakat dan lain-lain.

Ditempat yang sama ,  Ketua Komisi 1 Deki ZA dalam paparanya menyebutkan beberapa otokritik bagi anggota dewan seperti “Kami ini sejujurnya hanya memiliki akseptabilitas doank, belum tentu kapasitas kami lebih baik dari kalian.” ungkapnya seraya mengkritik diri sendiri.

Selain itu pria yang dulunya rajin demo itu,  mengakui bahwa gagal bayar bukan sepenuhnya salah eksekutif melainkan juga ada turut andil kawan-kawan dewan sebagai Lembaga yang mengawasi.

Namun, terlepas itu semua. Sekjen ICMI Orda Kuningan  Dede Awaludin mengapresiasi anggota dewan yang berkenan hadir. Pria yang dikenal dengan panggilan Delon tersebut menguccapkan terimakasih kepada kawan-kawan anggota dewan yang mau hadir untuk berdiskusi malam mini. 

"Di sinilah salah satu bentuk di ujinya dewan bersuara di hadapan publik di mimbar akademik. Ini juga membuktikan bahwa anggota dewan yang hadir memiliki keberanian dalam berdiskusi," ujarnya.

Delon juga mengucapkan terima kasih kepada Rektor Uniku yang telah memfasilitasi kegiatan ini, tidak lupa para tamu undangan yang hadir  aerta pengurus ICMI Orda Kuningan.

Sementara itu, acara diskusi yang dipandu oleh Ageng Sutrisno Wisanggeni Wicaksono yang merupakan delegasi Indoesia dalam debat Bahasa Inggris se-Asean ini berlangsung lancar dan ramai.

 Banyak materi diskusi yang dibicarakan, hal ini membuat acara ADC ICMI berakhir pada pukul 23.45 WIB. Kedepan ICMI akan terus menggulirkan program ini dengan tema-tema yang penting dan diharapkan dapat memberikan inspirasi untuk kemajuan Kuningan kedepan. (rdk)

Posting Komentar untuk " Diundang Diskusi ICMI, Ketua DPRD Kuningan Tak Hadir, Tema ADC ke-2 Soroti Kinerja Wakil Rakyat "