Loading...

Selain di Cirendang, Bupati Sebut Perang Sarung Ada di Dua Titik

     


KUNINGAN(OKE)- Bupati Kuningan H Dian Rachmat Yanuar MSi menyebutkan, laporan yang masuk ke pihaknya diluar kejadian di Kelurahan Cirendang, perang sarung di wilayah Kuningan ada dua titik dan pelakunya adalah para siswa.

"Yang di Cirendang kan saya belum mengetahui jelas apakah karena korban perang sarung karena belum mengetahui hasil otopsi, sehingga belum bisa memberikan keterangan apa-apa," ujar Dian, Jumat (7/3/2025) usai menghadiri buka bersama dengan Anggota DRP RI H Rokmat Ardiyan, di Kejene.

Hasil Otopsi Ada Luka di Dahi, Pipi dan Lengan Siswa SMPN 1 Cigugur, Kapolres Sebut Itu Bukan Penyebab Kematian

Dikatakan, meski pelakunya adalah pelajar namun itu dilakukan diluar jam pelajara. Agar kasus seperti ini tidak terjadi, maka pihaknya meminta Kadisdikbud U Kusman dan MMKS untuk menggiatkan kembali keberadaan pesantren kilat.

Bukan hanya itu, pihaknya pun akan menggelar rakor terkait perang sarung karena jangan sampai ada korban berjatuhan lagi. Masalah ini pun menjadi perhatian serius.

Siswa SMPN 1 Cigugur Meninggal Usai Perang Sarung, Polisi Periksa 20 Pelajar

Dian juga mengaku, pada Jumat pagi sempat melayat ke rumah duka dan berbincang dengan orang tua  Muhammad Hilman Herdiana (14)  di  Lingkungan Cikedung RT 09/03 Kelurahan Cirendang Kecamatan Kuningan.

"Bapaknya menyebutkan terakhir bertemu pada pukul 11 malam. Kami turut berduka dan masalah perang sarung ini menjadi tanggungjawab semua pihak," ucapnya.

Warga Kuningan Kena Prank, Perang Sarung Hanya Konten

Pihaknya juga berharap kades-kades lebih waspada dan juga para orang tua agar mengawasi anaknya. Pasalnya, peran sarung ini kerap dilakukan di saat ramadhan.

Mengenai player yang banyak disebar pasca adanya perang sarung, Dian  meminta stop untuk melakukan perang sarung. Bukan hanya perang sarung, tapi juga perkelahian dan pengeroyokan. Karena hal ini sangat merugikan serta bisa dipidana.

Bupati Dian, mengajak semua warga Kuningan melakukan kebaikan di bulan suci ramadhan. Hindari kegiatan-kegiatan negatif. Bahkan mantan Sekda itu menyampaikan pantun. 

"  Ubur-ubur ikan lele, perang sarung bikin merana le!" ujarnya.

Selebaran mengenai stop perang sarung di pasang di instastrory pada pejabat dan juga warga Kuningan. Hal ini bagian dari kampanye agar tidak ada lagi korban. 


Seperti diberitakan sebelumnya, Sajum (55) Paman dari  Muhammad Hilman Herdiana (14) yang diduga menjadi korban perang sarung mengungkapkan, perang sarung antar remaja di Kabupaten Kuningan sudah menjadi tradisi yang sulit dihilangkan.

"Waktu dulu mah ujung sarung hanya diikat  sekarang ditambah batu sehingga membuat korbannya banyak terluka. Dan sekarang mah mereka kalau mau tawuran janjian di medsos dan bukan hanya dari Kuningan dari luar juga ada," ujarnya Sajum kepada kuninganoke.com, Kamis sore usai pembongkaran makam keponakannya untuk diotopsi.

Mau Perang Sarung, 12 Orang Diamankan di Polsek, Sisanya Kabur

Ia menyebutkan, korban diduga kuat menjadi korban perang sarung dan memang setiap ramadhan sudah menjadi hal lumrah. Apalagi bagi remaja yang mencari identitas.

"Kalau ponakan saya kemungkinan masih sesama temannya. Memang punya riwayat epilepsi tapi sudah lama tidak kambuh. Kalau ini mah kan banyak ditemukan luka di badannya terutama dibagian atas. Kalau orang meninggal kan pucat kulitnya, ini mah biru-biru," sebutnya.

Ia berharap kasus ini segera terungkap meski pelakunya anak kecil. Dan ada  efek jera sehingga tidak ada lagi perang sarung yang dilakukan setiap ramadhan tiba di Kabupaten Kuningan.

Sementara itu, Setelah pihak keluarga sempat menolak diotopsi dan langsung memakamkan jenazah Muhammad Hilman Herdiana (14) , ternyata pihak kepolisian melakukan pembongkaran makam pada Kamis (6/3/2025) siang.

Viral! Ada Perang Sarung di Kuningan

Hal ini dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian korban. Sebab, dengan cara otopsi akan diketahui dengan jelas faktor penyebab korban meregang nyawa.

Proses pembongkaran makam berlangsung dari pukul 14.00 WIB dan kelar pukul 16.30 WIB. Setelah beres, jenazah dibawa langsung ke RS Bhayangkara TK III Indramayu  yang terletak di Kecamatan Losarang.

"Saya ikut membongkar makam karena yang meninggal adalah ponakan saya. Bapaknya bernama Puhun dan ibunya sudah meninggal, korban anak bungsu," ujar Sajum paman korban kepada kuninganoke, usai pembongkaran makam, Senin sore.

Sajum  mengaku, pihak keluarga menolak otopsi karena tidak punya uang, terlebih dengan suasana duka sehingga awalnya mengikhlaskan apa yang terjadi. Namun, setelah ada permintaan dari pihak kepolisian pihak keluarga mengizinkan.

"Kan kalau oleh pihak kepolisian mah kita tidak perlu mengeluarkan uang. Dari informasi jenazah akan dikembalikan Jumat  pukul 04.00 shubuh," sebutnya.  

Sementara itu, wartawan yang meliput belum mendapatkan informasi lengkap dari pihak kepolisian, selain keterangan dari pihak polsek yang menyebutkan, kasus ini dalam penyelidikan.

Wartawan Pokja Polres sendiri banyak yang berada di Polres Kuningan karena ada beberapa saksi yang diduga dimintai keterangan terutama teman korban yang selama ini kerap bersama-sama membangunkan sahur.

Kuninganoke.com, sendiri mendapatkan kabar bahwa Muhammad Hilman Herdiana (14) siswa kelas 8 SMPN 1 Cigugur adalah korban perang sarung. Dan Hal ini tidak ditampik oleh paman korban.

Seperti diberitakan sebelumnya, duka bukan hanya menyelimuti orang tua Muhammad Hilman Herdiana (14) warga Lingkungan Cikedung RT 09/03 Kelurahan Cirendang Kecamatan Kuningan yang menemukan anaknya yang sudah tidak bernyawa di area pemakaman Caringin Kurung Kelurahan Cirendang Kamis (6/3/2025) dini hari pukul 03.00 WIB, tapi juga pihak SMPN 1 Cigugur tempat korban menuntut ilmu.

Insiden penemuan mayat di area makam menggegerkan warga setempat, terlebih korban ditemukan dengan kondisi luka lebam dibagian dada, muka dan keluar darah. Pada saat ditemukan korban menggunakan kemeja motif batik, jaket warna biru sera celana traning sekolah warna biru list kuning.

Meski banyak beredar Muhammad adalah diduga menjadi korban perang sarung. Namun, dari keterangan Lurah Cirendang Kuswara, korban dulunya mempunyai riwayat penyakit epilepsi.

"Dulu ketika SD mempunyai penyakit tersebut namun setelah SD tidak pernah kambuh," ujarnya.

Mengenai informasi penemuan mayat, ia mengaku baru mengetahuinya pada pukul 06.00 WIB ketika akan berangkat ke kantor. Dari informasi korban bersama rekan-rekannya kerap berkumpul di depan masjid sebelum berkeliling membangunkan warga sahur.

"Saya pribadi tidak mengetahui seperti apa kronologinya, tahu-tahu korban sudah ditemukan menjadi mayat diarea pemakaman," jelasnya.

Ia membenarkan ditubuh korban ada luka lebam dari bagian dada ke atas, tapi tidak diketahui penyebabnya apa karena sesuatu atau memang dari penyakitnya.

Dari keterangan pihak keluarga, korban sempat mempunyai penyakit epilepsi. Namun, semenjak SMP tidak pernah kambuh lagi," tandasnya.

Sementara itu, pihak keluarga tidak mau jenazah anaknya di otopsi. Mereka iklas menerima kejadian ini yang merupakan bagian dari takdir. 

Ditempat berbeda, Kapolsek Kuningan Kompol Bambang Poernomo kepada wartawan menyebutkan, kasus ini masih dalam penyelidikan, sehingga tidak bisa  memberikan keterangan sebelum beres penyelidikan

Meninggalnya Muhammad Hilman Herdiana (14) menjadi duka mendalam bagi Disdikbud Kuningan. Di Halam IG resmi Disdikbud ucapan belasungkawa disampaikan. .(rdk)


Posting Komentar untuk "Selain di Cirendang, Bupati Sebut Perang Sarung Ada di Dua Titik"