Loading...

Jumlah Kasus Bunuh Diri di Kuningan Kini Menjadi Tiga, yang Terbaru Anak Orang Kaya

                                     

KUNINGAN (OKE)- Kasus bunuh diri dengan cara gantung diri di Kabupaten Kuningan kembali terjadi. Kali ini kasusnya di Desa/Kecamatan Cilimus dengan korban N (20) seorang mahasiswa.

Ironisnya korban merupakan anak orang berada dan korban ditemukan meninggal pada Sabtu  (14/10/2023) malam oleh saudaranya. Penyebab korban gandir  masih misteri. Namun, korban selama ini dikenal pendiam.

Yang membuat kejadin ini  semakin prihatin, ibu korban pada saat kerjadian tengah dirawat di rumah sakit. Korban sendiri di rumah. Kejadian  anak kedua dari tiga saudara gandir ini membuat warga Cilimus geger.

"Korban anak orang berada, karena orang tuanya punya bengkel. Penyebabnya belum diketahui. Kami dari pihak Pemdes Cilimus ikut berduka semoga pihak keluarga diberikan ketabahan. Atas insiden ini kami berharap warga untuk lebih peduli dengan anggota keluarga," ujar Kades Cilimus Otong Mulyadin, Senin (16/10/2023).

Diterangkan, kasus gandir di wilayahnya merupakan kali pertama sehingga menjadi perhatian serius agar kasus tidak terjadi lagi. Untuk itu ia selalu memberikan imau kepada warga untuk lebih waspada dan harus saling terbuka ketika ada permasalahan di keluarga.

Sekadar informasi, kasus yang di Cilimus ini merupakan kasus ke tiga selama 2023. Kasus kedua   terjadi di Desa Sukaharja Kecamatan Cibingbin. Sebelumnya pada  pada Kamis (9/2/2023) dini hari pukul 03.00 WIB terjadi  di Desa/Kecamata Japara. Korbannya adalah Muhammad Aji Fitroh (27) warga Dusun Manis.

Pria kelahiran 8 Februari 1996 mengakhri hidupnya dengan cara menggorok lehernya menggunakan pisau dapur. Insiden tragis satu hari  setelah ia merayakan ulang tahunnya itu, diketahui oleh neneknya. 

Kebetulan meski masih ada orang tua, ia memilih tinggal dengan neneknya yang tidak jauh dari rumah kedua orang tuanya.  Pada saat  ditemukan neneknya panik dan langsung berteriak. 

Warga yang mendengar langsung datang dan melihat korban tergeletak berlumurah darah langsung membawanya ke RSUD Lingggajati. Tapi sayangnya nyawanya tidak tertolong.

Hal ini karena terlalu banyak darah keluar. Dari kabar pada saat ditemukan oleh neneknya korban sudah terlihat tengah naza atau mau sakaratul maut, tapi warga mencoba membawa untuk memberikan pertolongan.

Pasca pulang dari rumah sakit korban pun langsung dikebumikan. Ayahnya yang bekerja di Jakarta pun pulang untuk menghadiri pemakaman. Kejadian ini membuat geger warga karena tidak menyakan sama sekali.

"Korban memang murni bunuh diri karena ditemukan pisau tergelatak di samping korban. Kejadiannya adalah dini hari.Korban dulunya adalah mantan tukang cilok," ujar Camat Japara, Iman Firmaansayah SSTP, Kamis (9/2/2023) kala itu.

Sementara kasus kedua, Warga Dusun 2 RT 07/02 Desa Sukaharja Kecamatan Cibingbin Sabtu (19/8/2023) pagi sekitar pukul 05.30 WIB dibuat geger. Penyebabnya adalah ditemukannya Muhamad Rusman Bin H. Sugiana yang sudah tak bernyawa di pohon alpukat di depan halaman rumahnya.

Korban yang berusia 46 tahun dan selama ini dikenal sebagai pembuat atau pengrajin konblok itu tergantung di pohon tersebut dengan menggunakan seutas tali tambang berwarna putih.

Penemuan korban gantung diri pertama kali oleh Yeyen Hendiyana usai pulang ke rumah pasca sholat shubuh. Yeyen pun berteriak histeris dan meminta bantuan kepada para tetangga. Jenazah korban pun diturunkan oleh aparat.

Pihak keluarga sendiri shock dengan kejadian ini terlebih salah satu anak korban ikut melihat jasad bapak tergantung. Penyebab aksi nekad korban hingga saat ini belum diketahui karena keluarga menyebut tidak ada masalah.

"Iya ada kasus gantung diri, sekarang sudah beres di makamkan sesuai dengan permintaan pihak keluarga," ujar Camat Cibingbin Dra Imas.

Dari catatan kuninganoke.com, hingga akhir tahun 2022  total ada 12 orang yang bunuh diri dengan cara gantung diri di Kabupaten Kuningan. Kasus terakahir adalah AS (71) warga Desa Susukan Kecamatan Cipicung .

Korban ditemukan  (31/12/2022)  dini hari pukul 03.45 WIB dalam posisi sudah tergantung di kamarnya. Pertama kali korban diketahui setelah istrinya menyuruh anaknya untuk mengecek bapaknya yang tidur sendiri di kamar.

Betapa kagetnyat melihat bapaknya sudah tergantung di kamar dengan seutas tali. Kejadian ini membuat keluarga shock. Diduga korban nekad akibat sakit yang diderita tak kunjung sembuh.

Sementara kasus ke 11 adalah terjadi pada Selasa (20/12/2022), dimana ditemukanya pedagang sayuran asal Lingungan Gibug  Kelurahan Cigadung Kecamatan Cigugur  bernama Anah (50) dengan posisi gantung diri.

Insiden Selasa (20/12/2022) sore bukan hanya membuat duka keluarga korban, tapi juga warga Kuningan. Terkait morif korban bunuh belum diketahui pasti.

Dibanding kasus tahun 2021 yang  jumlanya   15 orang.  Namun, kasus 12 orang terbilang  tetap tinggi dan harus menjadi perhatian pemerintaha agar kasus serupa tidak terjadi.Tapi sayangnya  hingga saat ini belum ada langkah nyata dari bupati.

https://www.kuninganoke.com/2022/12/macan-ditemukan-sudah-tak-bernyata-di.html

Sementara kasus gantung diri yang terjadi sejak 2017-2019 adalah 21 kasus.  Adapun rinciannya adalah 2017 sebanyak 9 kasus dan 2018 adalah 8 kasus serta 2019 total ada empat kasus. Sedangkan pada tahun 2020 jumlahnya 9 orang.

https://www.kuninganoke.com/2022/10/hilang-sepekan-ditemukan-sudah.html

Berikut 12 kejadian bunuh diri di Kabupaten Kuningan yang dihimpun kuninganoke.com.  Kejadian pertama terjadi  di Perumahan Buana Residen Cigadung Blok A3  Desa Windujanten Kecamatan Kadugede.

Salah satu warganya yang bernama Adang Setiawan (35) meninggal dunia karena bunuh diri pada Kamis (17/2/2022)  dini hari. Jasad korban ditemukan tergantung di plafon pintu kamarnya.

https://www.kuninganoke.com/2022/02/lapor-ke-damkar-ada-warga-yang-ingin.html

Menurut Kepala UPT Damkar Kuningan Khadafi Mufti, laporan adanya warga yang akan bunuh diri sempat masuk ke UPT Damkar Kuningan pada Kamis dini hari pukul 03.30 WIB. 

Saat itu Lia (32) saudara korban memberitahu kondisi itu. Begitu mendapatkan laporan 3 anggota Damkar meluncur ke TKP. Tapi terlebih dahulu berkoordinasi dengan Satpam yang bernama Erwin dan RT Dedi Sulaeman.

Damkar tiba pada pukul 3.40 WIB atau 10 menit setelah laporan masuk.  Bersama Satpam dan Ketua RT, rombongan Damkar mengetuk pintu rumah namun tidak direspon.

Pihak Damkar membuka gorden kamar dari angin-angin kosen terlihat Adang Setiawan sudah meninggal dengan kondisi tergantung di pintu kamar utama.

https://www.kuninganoke.com/2022/08/sartini-ditemukan-bunuh-diri-sehari.html

Selanjutnya kasus kedua, terjadi di Dusun Kahuripan 2 RT 07/06 Desa/Kecamatan Ciwaru, dimana ditemukan sesosok mayat dengan posisi tergantung di jembatan Cipahing 2 Sabtu tanggal 19 maret 

Sosok yang tergantung itu adalah Junaedi Zaenal Abidin (39) warga Dusun Pabuaran RT 01/01 Desa Linggajaya Kecamatan Ciwaru.  Korban sendiri mengontrak rumah di Desa Ciwaru karena sehari-harinya menjual sayur.

Pertama kali mayatnya ditemukan pada pukul 06.00 WIB oleh Ibu Ati warga setempat yang akan mencuci pakaian di sungai. Awalnya Ibu Ati mengira orang yang lagi ayunan main. Dan kejadian itu laporkan ke tetangga.

https://www.kuninganoke.com/2022/03/tragis-gegara-uang-rp500-ribu-junaedi.html

Setelah dilihat ternyata orang yang bunuh diri dengan cara menggantungkan diri.  Sontak semua kaget dan langsung melaporkan kejadian ini kepada perangkat desa dan pihak kepolisian.

“Korban adalah pedagang sayur keliling. Ngontrak di Ciwaru bersama istrinya. Penyebab bunuh diri karena ditagih utang dan uangnya pun hanya Rp500 ribu,” ujar Kades Ciwaru Ine Rien Parah Diana.

Ia menyebutkan, korban keluar rumah pada pukul 03.00 WIB. Istrinya mengira ia akan belanja karena setiap hari selalu rutin bangun dan berangkat jam segitu. Tidak tahunya korban mau gantung diri.

“Sudah dikebumikan langsung tadi pagi di Linggasana. Dari informasi yang kami terima itu bunuh diri bukan dibunuh,” jelasnya yang mengaku ikut berbelasungkawa.

Sementara kasus ke tiga adalah  terjadi pada hari Hari 10 bulan Ramadhan dimana warga Dusun Manis Rt 4//1 Desa  Babakanreuma Kecamatan Sindangagung dikejutkan dengan penemuan mayat di dalam kamar mandi.

Ternyata korban bernama Ayi Saepulah (27). Korban nekad melakukan aksi bunuh diri dengan cara gantung diri di plafon kamar mandi.

Sontak saja kejadian ini membuat geger warga setempat. Kejadian penemuan mayat Selasa (12/4/2022) pukul  08.00 WIB oleh mertua korban bernama Uha Suhari (60).

“Dari kabar korban terlibat masalah ekonomi atau utang piutang. Hal ini yang diduga menjadi penyebab korban melakuka aksi nekad tersebut,” ujar Camat Sindangagung Devi Ardeni SSTP MSi, Selasa siang.

Setelah dilaporkan pihak wajib, maka dari hasil oleh TKP ke tim Polres/Polsek bersama UPTD Puskesmas Kecamatan Sindangagung korban murni bunuh diri dan tidak ditemukan luka-luka lain di tubuh korban.

Kasus keempat   terjadi di lokasi makan Dusun Manis Rt 02/01 Desa Gunungsirah Kecamatan Darma itu  baru diketahui pada Jumat (15/4/2022)  pukul 11.30 WIB. Jasad Apip Amiludin (29) warga setempat itu, ditemukan oleh Mulyana setelah ia  pulang dari kebun. 

Ia langsung memberi tahu ke istri korban bahwa suaminya sudah meninggal dengan posisi tergantung di pohon beringin (bunut). Sontak saja sang istri shock. Sebelum insiden itu terjadi korban sempat pamitan ke istri mau pergi pada pukul 09.00 WIB. 

Kepergian sang suami yang seorang petani itu tidak dicurigai oleh sang istri, karena sudah biasa pergi. Entah apa penyebab utama korban nekad melakukan aksi tersebut. 

Dari lokasi TKP selain menemukan tambang warna biru sepanjang 2 meter, juga ditemukan satu tas berisi sandal milik korban. 

“Korban dimakamkan di kampung asalnya di Cipulus Kecamatan Majalengka,” ujar Camat Darma Eko Yuyud Mahendra. 

Sementara kasus kelima  terjadi di Dusun Manis RT 003/001 Desa Kalimanggis Wetan Kecamatan Kalimanggis pada Senin (18/4/2022) pagi sekitar pukul 09.00 WIB. 

“Korbannya Pak Timu usianya 65 tahun, ditemukan oleh cucunya, karena istri dan anak sertA menantunya tengah ke sawah,” ujar Kades Kalimanggis Wetan  Mulyadi, Senin  (18/4/2022).

Pada saat ditemukan  tergantung di kamar mandi, spontan sang istri memotong tambang agar korban  selamat, tapi ternyata nyawa korban tidak tertolong. Dugaan sementara karena korban frustasi penyakit tidak kunjung sembuh.

“Sudah dikebumikan tadi siang, Pak Timu itu orangnya periang dua hari sebelum meninggal bertemu dengan saya, waktu usai tarawih keliling,” ujar kades lagi.

Dan kasus ke enam menimpa Nenek Dastem. Dugaan sementara karena frustasi sakit lampung tak kunjung sembuh. Korban tinggal sebarang kara.  Bahkan Ironisnya dalam sepekan pada bulan April terjadi ada 3 kasus. Berikut rincian kasus bunuh diri di Kuningan hingga Juni.

Sebelumnya Ayi warga Desa Babakanreuma Kecamatan Sindangagung  pada Selasa (12/4/20220  dan Apip warga Gunung Sirah Kecamatan Darma Jumat (15/4/2022) 

Untuk kasus ke 7 di Desa Sakertatimur. Ibu dua anak ini memilih jalan pintas dan kasus ini menggerkan warga setempat karena terjadi di siang hari. Meski keluarga punya riwat mengalami gangguan jiwa tapi korban terbilang sehat. 

Kasus bunuh diri  ke 8 terjadi  pasca ditemukannya Rohim  (55) warga  Dusun Babakan Rt 005/002  Desa Situgede Kecamatan Subang. 

Ia ditemukan gantung diri di pada Sabtu (15/10/2022) pukul 09.30 WIB di di lereng gunung Cisuryan Desa/Kecamatan Subang. Korban menghilang sejak Minggu (9/10/2022) pukul 03.00WIB.

Kasus kematian ayah tujuh anak itu membuat jumlah gantung diri menjadi 8 selama kurun 10 bulan ini. Tentu sangat memprihatinkan. Sedangkan yang ke 9  adalah Warsan (37) alias Macan Simpayjaya Kecamatan Karangkancana.

Ia ditemukan di komplek kuburan yang berada  warga Desa Randusari Kecamatan Cibeureum pada Jumat (9/12/2022)  pagi sekitar pukul 10.00 WIB. Kasus Macan ini merupakan kasus ke 9 di Kabupaten Kuningan.  

Untuk kasus ke 11 adalah Ibu Anah. Perempuan paruh bayah ini ditemukan meninggal dunia oleh salah satu pelanggannya. Sedangkang kasus ke 12 AS yang diduga frustasi karena sakit yang tak kunjung sembuh. (rdk)

Posting Komentar untuk "Jumlah Kasus Bunuh Diri di Kuningan Kini Menjadi Tiga, yang Terbaru Anak Orang Kaya"