Loading...

Demi Seporsi Hucap Rela Antre 30 Menit, Perantau dan Wisatawan Berburu Kuliner yang Sudah Ada Sejak Abad 14

 

KUNINGAN (OKE)- Ketika mudik ke Kuningan, perantau bukan hanya rindu pada keluarga dan juga suasana alam, tapi juga kulinernya. Salah satu yang banyak dicari selama lebaran adalah hucap.

Makanan tidak ditemukan ditempat lain meski ada yang sejenis seperti kupat tahu.  Hucap mempunyai cita rasa tersendiri dibanding dengan kupat tahu atau pun ketoprak.

Ternyata hucap sendiri mempunyai sejarah panjang yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia khususnya di Kabupaten Kuningan. Dari cerita penggiat sejarah, hucap sudah  ada sejak abad 14.

Dulu namanya adalah tofu mapo yang dibawa oleh anak buahnya Putri Ong Tin Nio ke Kuningan. Ong Tin Nio sendiri ke menetap di Luragung dan jangan heran kalau di Luragunglandeuh banyak makam kaum Tionghoa.

Hal ini  karena warga tionghoa masuk pertama kali ke Kuningan adalah  ke Luragung dan menetap di kawasan ini . Pabrik tahu pertama di Kuningan juga dibangun di wilayah ini.

"Awal namanya   tofu mapo, karena lidah orang Kuningan sulit melafalkan sehingga menjadi tahu hucap dan sekarang lebih sederhanakan  lagi hucap," ujar penggiat Sejarah Kuningan Nding Masku.

 

Selama liburan, pedagang hucap diserbu konsumen yang kebanyakan perantau dan juga wisatawan yang sengaja libur di kota kuda. Salah satu penjual hucap yang diburu konsumen adalah Hucap Bu Imas yang terletak di depan Toserba Terbit  Pasar Baru  atau Jalan Juanda.

Saking banyaknya pembeli, konsumen harus rela antre selama 30 menit bahkan ada yang lebih lama lagi. Namun, meski harus menunggu lama pembeli rela sabar karena memang ingin sekali mencicipi hucap.   

"Saya beli pas H+2 lebaran, harus antre 30 menit. Yang beli banyak sekali. Saya beli empat bungkus masing-masing Rp15 ribu atau total Rp60," ujar Widya.

Dikatakan, menyantap hucap pada saat lebaran memang rasanya enak terlebih makannya ramai-ramai. Mengenai hucap Bu Imas memang salah satu yang paling enak di Kuningan.

"Kalau ga beli disini pasti di Mi Rasa dekat Pos Polisi Taman Kota atau juga Ma Iroh. Bagi itu yang cocok dengan lidah saya," tandas guru SD yang baru mudik dari orang tuanya itu.

Dari pantauan kuninganoke.com, semua penjual hucap panen pembeli. Mereka mengaku yang datang kebanyakan pelanggan baru atau perantau dan wisatawan. 

Hucap sendiri akronim dari tahu kecap yang dibaluri bumbu kacang dan juga ditambah kupat. Lalu, ditabur bawang goreng. Berbeda dengan kupat tahu, hucap tidak menggunakan kerupuk dan juga toge.

Berikut 3 hucap yang paling enak di Kuningan.

1.Hucap Mirasa

Hucap ini berada di dekat Pos Polisi Taman Kota atau samping bakso Mang Engkus. Mirasa merupakan salah satu hucap paling enak di Kuningan. Kuah bumbu kacangnya berbeda sehingga meski bahan bakunya sama yakni kupat, tahu.

Kalau ada yang bertanya apa kekurangan  dari Hucap Mirasa? Jawaban satu tempatnya sempit sehingga tidak leluasa. Akibat tempat yang terbatas konsumen harus bersabar terlebih pada saat lebaran.    

2.Ma Iroh

Hucap Ma Iroh lokasinya masih berada di Jalan Dewi Sartika sama dengan  hucap Mirasa.  Seperti Mirasa, hucap di tempat ini  menjadi favorit karena rasanya berbeda. Mantan Presiden RI SBY pernah mencicipi Hucap Ma Iroh pada tahun 2018 ketika Partai Demokrat ke Kuningan.

Presiden RI ke 6 itu memuji rasa hucap yang enak dan mempunyai citarasa tersendiri. SBY sendiri dulu ketika menjabat Presiden pernah juga mencicipi Nasi Kasreng khas Luragung.

3.Hucap Bu Imas di Pasar Baru 

Hucap ini letaknya di Jalan Juanda atau di dekat Pasar Baru. Kalau masih bingung letaknya di depan Toserba Terbit Pasar Baru. Saking Larisnya hucap ditempat ini konsumen terkadang tidak kebagian.

Itulah tiga rekomendasi hucap terenak di Kuningan, hucap Kuningan mempunyai citara berbeda dengan yang lain terutama dengan kupat tahu. Meski hanya campuran kupat, tahu, bawang goreng dan disiram kuah kacang, tapi rasanya tidak ada duanya. Selamat mencoba!


Posting Komentar untuk "Demi Seporsi Hucap Rela Antre 30 Menit, Perantau dan Wisatawan Berburu Kuliner yang Sudah Ada Sejak Abad 14"