Loading...

Cerita Sedih Dibalik Penyelenggaraan Pemilu di Kuningan, Ada yang Meninggal, Keguguran, Tertimpa Tembok Hingga Diare

                                

KUNINGAN (OKE)- Total  ada 39.264 penyelenggara Pemilu di Kabupaten Kuningan bekerja keras untuk mensukseskan pesta demokrasi tahun 2024. Mereka terdiri  dari 34.881 petugas KPU dan 4.383 petugas Bawaslu.

Dibalik kerja keras para pejuang negara itu banyak cerita sedih yakni adanya petugas yang meninggal dunia, keguguran, tertimpa tembok, sakit kelelahan, hingga yang mengalami diare.

Untuk yang meninggal adalah Yayan Risdianto Anggtota KPPS di TPS 16 Kelurahan Cijoho Kecamatan Kuningan. Korban sempat pingsan karena kelelahan. Usai sadar langsung dilarikan ke rumah sakit. Namun ternyata nyawanya tidak tertolong.

Almarhum yang dikenal orang baik itu meninggal pada Jumat (16/2/2024) malam pukul 20.00 WIB. Lalu, dikebumikan pada Sabtu (17/2/2024) pagi.

Sementara untuk kasus keguguran  menimpa Uti Sutianah Anggota KPPS di TPS 05 Desa Kadatuan Kecamatan Garawangi. Ia mengalami keguguran usai bertugas pada Rabu (14/2/2024).

Uti tidak mengetahui kalau ia tengah hamil, ia baru sadar ketika muncul flek. Rekan kerja pun kaget dengan kabar tersebut karena ketika proses cek kesehaan sebelum pelantikan yang bersangkutan sehat.

"Kami tidak mengetahui yang bersangkutan hamil karena pada saat pelantikan ketika dicek tidak hamil. Kami tahu setelah Teh Uti dikabarkan keguguran dan yang bersangkutan pun tidak mengetahui," ujar Anggota PPK Garawangi Asep Iskandar kepada wartawan.

Sementara itu, untuk kabar penyelenggara Pemilu yang tertimpa pagar tembok disampaikan oleh Pj Bupati Kuningan Iip Hidajat usai melayat ke rumah Anggota KPPS Yayan Rsidianto yang meninggal dunia.

"Kami komitmen memberikan santunan kepada yang meninggal termasuk pada Jumat ata anggota Bawaslu yang cedera karena terimpta tembok, sudah tercover dari perawatan kesehatan hingga operasi," jelasnya. 

Diluar kabar itu ada juga penyelengara yang sempat dilarikan ke rumah sakit tapi mereka bisa pulang setelah dinyatakan hanya kelelahan biasa. Sedangkan laporan yang masuk ke kuninganoke.com, banyak juga yang mengalami diare.

"Banyak dari unsur PPK sampai PPS dan KPPS mengalami disentri akibat begadang, telat makan, ngopi terlalu banyak dan masuk angin, termasuk Ketua PPK Cibingbin lagi mencret," ujar anggota Panwascam Cibingbin, Otong Sakim.

Terpisah, ketika kuninganoke.com meminta data penyelenggara Pemilu  yang sakit atau diluar data yang meninggal dunia kepada KPU Kuningan baik kepada Ketua KPU Asep Budi Hartono dan Anggota KPU Aop, mereka kompak tidak memberikan jawaban.

Sekadar informasi pihak BPJS Ketenagakerjaan dan  Pemkab Kuningan sudah melakukan kerjasama.Total  ada 39.264 orang yang terdiri  dari 34.881 petugas KPU dan 4.383 petugas Bawaslu. 

Adapun premi yang dibayarkan oleh Pemkab Kuningan adalah Rp10.435 orang dengan nilai kemanfaatan sebesar Rp110 juta bagi peserta yang mengalami kecelakaan kerja (meninggal dunia ketika bertugas).

Selain itu, juga ada bantuan beasiswa pendidikan  2 anak dari TK hingga perguruan tinggi senilai Rp174 juta. Sedangkan untuk santunan kematian diluar jam kerja adalah Rp42 juta.(rdk)


Posting Komentar untuk "Cerita Sedih Dibalik Penyelenggaraan Pemilu di Kuningan, Ada yang Meninggal, Keguguran, Tertimpa Tembok Hingga Diare "