Loading...

Kepala Diskatan Sebut Hasil Panen Februari dan Maret Buat Kuningan Surplus Beras, Tapi Kok Harga Mahal dan Sulit

KUNINGAN (OKE)-  Saat ini harga beras dimana-mana mahal termasuk di Kabupaten Kuningan. Meski pemerintah sudah menggelar operasi pasar dengan menjual beras Bulog. Namun, tidak mampu menakan harga beras premium, sedang dan juga beras termurah.

Dari hasil pendataan petugas Pasar Kepuh Arisman, harga beras premium dijual Rp16.500, sedang Rp16.000, termurah Rp15.500, dan SPPH (bulog) Rp11.000. Dengan kondisi ini warga menjerit terlebih komoditi lain pun ikut naik.

Menyikapi harga beras di Kuningan yang tinggi, Kepala  Dinas Ketahanan dan Pertanian Kabupaten Kuningan Dr Wahyu Hidayah membeberkan kondisi di kota kuda. Hal itu ia sampaikan pada saat FGD Strategi Pengendalian Inflasi Beras di Wilayah Ciayumajakuning.

FGD yang digelar BI itu digelar Jumat di Ala Linggarjati Kantor Cabang BI. Menurut mantan Kadiskominfo Kuningan itu, dari sisi pasokan dan ketersedian beras, Kabupaten Kuningan sejak Januari sudah produksi dari panen padi. 

"Luas panen pada bulan Januari 1.205 Ha, Februari  naik jadi 1.577 Ha, Maret 4.513 H dan April lebih besar lagi yaitu 12.393 Ha," jelas Wahyu.

Diterangkan, meski panen raya terjadi pada bulan April setelah lebaran namun produksi beras dari luas panen Februari dan Maret masih tetap surplus memenuhi kebutuhan beras di Kuningan.  

Jika dihitung kata dia, secara matematis produksi= luas tanam X provitas. Konsumsi= jumlah penduduk X konsumsi perkapita, maka produksi selama Februari dan Maret 2024, produksi padi beras masih surplus.

"Tapi harus diingat syaratnya produksi tidak keluar atau dijual keluar Kabupaten Kuningan," tandasnya. 

Sementara  untuk strategi/upaya pengendalian inflasi beras di Kabupaten Kuningan, pihaknya bekerja sama dengan Perum Bulog Cirebon melakukan kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) rutin setiap hari Minggu di Car Free Day. 

Beras sebanyak 46,5 ton telah tersalurkan kepada masyarakat. Kemudian pihaknya juga melakukan monitoring penyaluran bantuan pangan ,  2.465,14 ton beras dari cadangan beras pemerintah telah tersalurkan pada setiap Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Kemudian, strategi lain yang akan kami lakukan yaitu dengan program Padaringan (Penjualan bahan pangan untuk pengendalian inflasi di Kabupaten Kuningan). Lalu, kemudian  penyaluran beras SPHP oleh Bulog ke kios-kios di Pasar Tradisional dan Modern.

Selanjutnya, pemberian bantuan modal bagi lumbung pangan masyarakat. Dan tak hanya upaya pengendalian inflasi beras saja yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Kuningan, untuk pangan lain atau kebutuhan pokok sehari-hari lainnya pun  pihaknya melakukan upaya-upaya penanganannya yaitu dengan GPM dan Pasar Tani Petani Milenial.

"Pemberdayaan KWT melalui program P2L yang telah terbukti sebagai pahlawan pengendali inflasi di tahun-tahun sebelumnya. Program tersebut sampai saat ini masih dilakukan dengan pengembangan yang lebih baik lagi," beber Wahyu.

Terpisah, masalah harga beras juga menjadi perhatian Anggota DPRD dari Fraksi PAN H Udin Kusnaedi. Menurutnya, masalah harga naik terjadi dimana-mana termasuk di dunia.

"Sekarang beras ganti harga, karena tidak mungkin beras akan kembali ke harga semula," jelasnya.

Mengenai Kuningan selalu disebut surplus beras, pihaknya akan menanyakan kepada Diskatan Kuningan. Sebab, kalau surplus tidak mungkin situasinya seperti sekarang ini.

"Kalau saya sih pinginnya beras yang surplus itu ditampung oleh PDAU di sebuah gudang. Nanti ketika masyarakat butuh dilempar ke pasaran utuk memenuhi kebutuhan Kuningan Namun, apakah Pemda bisa mengganggarkan dana untuk membeli beras yang surplus itu," ungkapnya/(rdk)   

Posting Komentar untuk "Kepala Diskatan Sebut Hasil Panen Februari dan Maret Buat Kuningan Surplus Beras, Tapi Kok Harga Mahal dan Sulit "