Loading...

Seperti Halnya Anies Baswedan, Perantau Buru Hucap, Ini Tiga Tempat Favorit Konsumen

 

KUNINGAN (OKE)- Setiap lebaran, para perantau selalu berburu kuliner khas Kuningan. Salah satu yang paling banyak dicari adalah Hucap. Makanan yang berasal dari kronim dari tahu dan kecap atau di daerah priangan di kupat tahu selalu menjadi idola.

Sekelas mantan Gubernur DKI Anies Baswedan pun ketika pulang ke Kuningan yang dicari adalah hucap. Berbeda dengan kebanyakan orang pituin Kuningan ini memilih Hucap yang ada di depan toko Parapatan yang buka pada malam hari.

Bumbu yang kacang yang gurih ditambah angetnya tahu dijamin akan ketagihan. Di Kuningan penjual hucap sangat banyak terlebih pada saat lebaran seperti sekarang. Tapi, kuninganoke.com akan merekomendasi 3 penjual dari sekian banyak penjual di wilayah kota Kuningan.



1.Hucap Mirasa

Hucap ini berada di dekat Pos Polisi Taman Kota atau samping bakso Mang Engkus. Mirasa merupakan salah satu hucap paling enak di Kuningan. Kuah bumbu kacangnya berbeda sehingga meski bahan bakunya sama yakni kupat, tahu.

Kalau ada yang bertanya apa kekurangan  dari Hucap Mirasa? Jawaban satu tempatnya sempit sehingga tidak leluasa. Akibat tempat yang terbatas konsumen harus bersabar terlebih pada saat lebaran.    

2.Ma Iroh

Hucap Ma Iroh lokasinya masih berada di Jalan Dewi Sartika sama dengan  hucap Mirasa.  Seperti Mirasa, hucap di tempat ini  menjadi favorit karena rasanya berbeda. Mantan Presiden RI SBY pernah mencicipi Hucap Ma Iroh pada tahun 2018 ketika Partai Demokrat ke Kuningan.

Presiden RI ke 6 itu memuji rasa hucap yang enak dan mempunyai citarasa tersendiri. SBY sendiri dulu ketika menjabat Presiden pernah juga mencicipi Nasi Kasreng khas Luragung.

3.Hucap Bu Imas di Pasar Baru 

Hucap ini letaknya di Jalan Juanda atau di dekat Pasar Baru. Kalau masih bingung letaknya di depan Toserba Terbit Pasar Baru. Saking Larisnya hucap ditempat ini konsumen terkadang tidak kebagian.

Itulah tiga rekomendasi hucap terenak di Kuningan, hucap Kuningan mempunyai citara berbeda dengan yang lain terutama dengan kupat tahu. Meski hanya campuran kupat, tahu, bawang goreng dan disiram kuah kacang, tapi rasanya tidak ada duanya. Selamat mencoba.

Ternyata hucap sendiri mempunyai sejarah panjang yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia khususnya di Kabupaten Kuningan. Dari cerita penggiat sejarah, hucap sudah  ada sejak abad 14.

Dulu namanya adalah tofu mapo yang dibawa oleh anak buahnya Putri Ong Tin Nio ke Kuningan. Ong Tin Nio sendiri ke menetap di Luragung dan jangan heran kalau di Luragunglandeuh banyak makam kaum Tionghoa.

Hal ini  karena warga tionghoa masuk pertama kali ke Kuningan adalah  ke Luragung dan menetap di kawasan ini . Pabrik tahu pertama di Kuningan juga dibangun di wilayah ini.

"Awal namanya   tofu mapo, karena lidah orang Kuningan sulit melapalkan sehingga menjadi tahu hucap dan sekarang lebih sederhanakan  lagi hucap," ujar penggiat Sejarah Kuningan Nding Masku.

Menurut Nding, hucap juga mempunyai peranan penting pada saat penjajahan, dimana dengan berjualan hucap dijadikan alat komunikasi gerelya Kuningan untuk menghubungkan   markas pejuang dengan pejuang.

"Dengan cara dagang tidak akan ketahuan oleh Belanda dan cara ini terbilang sukses," ujar Nding lagi.

Terkait namanya yang berbeda-beda di  tiap daerah di Jabar, Nding menerangkan, karena setelah menyebar dari Kuningan ke wilayah Jabar. Perbedaan bahan baku dan kuah bumbu sesuai selera masing-masing di tiap daerah.

Sekadar informasi,  dengan warga Tionghoa sudah lama ada di Kuningan, tidak mengherankan ada keturunanya yang menjadi Bupati Kuningan yakni H Acep Purnama. Hal ini juga bukan kebetulan tapi de javu karena  kelak  anak Putri Ong Tin Nio yang menjadi raja pertama  di Kuningan. 

Kepala Pemerintahan Kajene (Kuningan) Adalah Sang Adipati Kuningan ada keturunan Tionghoa yang dinobatkan pada 1 September 1498 M .

Sang  Adipati adalah anak Ku Gedeng Luragung yang diangkat anak oleh pasang Ong Tin Nio  dan Sunan Gunungjati. 

Sementara itu, pada saat di Luragung kekuasaan Putri Ong Tin Nio menyebar hingga ke Cinagara Lebakwangi dan Marga Cina Kecamatan Ciwaru. Di Marga Cina ada makam keramat yang pertama membentuk desa.

"Beliau berasal dari Yogyakarta  dan merupakan anak buah Sunan Kuning. Setelah abad 14 perkembang Tionghoa di Kuningan sempat meredup  seiring revolusi fisik, tapi pada abad 19 kembali lagi," ujar Nding lagi. 

Kaum Tionghoa itu datang dari Cilacap setelah terjadi pemberontakan Sunan Kuning di Mataram  Yogyakarta.  Dari Luragung kaum Tionghoa menyabar. (dhn) 


Posting Komentar untuk "Seperti Halnya Anies Baswedan, Perantau Buru Hucap, Ini Tiga Tempat Favorit Konsumen "